Selasa, 08 Juli 2014

Ketidak Berdayaanku Melumpuhkan Segalanya

     Setiap kisah memiliki awal dan akhir, skenario tuhan yang menjalankan semuanya. Manusia hanyalah pemain yang mengikuti bagaimana alur skenario itu akan menemukan titik akhir. Disaat mata terbuka melihat sekitar mencari dan mencari suatu kebahagiaan. Jika ada orang yang pernah berkata bahwa kebahagiaan tidak dapat dibeli namun tidak menutup kemungkinan untuk bisa mendapatkannya.
Waktu berjalan sedemikian rupa membawa kisah, dari aku tak mengenal dan mengerti apapun didunia ini hingga aku mendapatkan suatu kesulitan. Dulu pernah berpikir alangkah bahagianya jika menjadi dewasa. Alangkah indahnya dapat menjadi seorang wanita yang tumbuh dewasa diantara gadis - gadis yang lainnya. Alangkah membosankannya menjadi kanak - kanak. Betapa bodohnya saat aku memikirkannya kini.

     Kututup mataku, kurasakan, kuselami hatiku. Ada sedikit beban yang sangat berat disana. Saat beban itu membebani hidupku sejenak pikiranku melayang. Butiran bening yang tak pernah bisa untuk kubendung membasahi kedua pipiku. Kesabaran yang tertahankan selama ini tak tahu sampai kapan ia akan diam. Sampai kapan ia akan dapat menerima. Mungkin segala hinaan, segala kerendahan masih dapat diterima. Namun jika suatu pengkhianatan bagaimana mungkin dapat aku terima. Pengkhianatan yang bagaimana yang dapat membuat butiran bening ini selalu menetes. 
Setiap insan yang dititipkan Allah yang bernama Anak selalu menginginkan yang terbaik. Yang terbaik bagi dirinya dan orang - orang disekitarnya yang sangat ia cintai. Jagalah kepercayaannya jika ia masih mempercayainya. Jagalah hatinya ketika hatinya masih bisa menerimanya. Jagalah kesabarannya disaat ia masih bisa menahannya. Bagaimana nanti jika semua yang pernah ia jaga tidak dapat lagi dibendungnya. Bagaimana jika nanti pondasi yang selama berpuluh - puluh tahun ia bangun, ia jaga, dan ia rawat dapat hancur hanya karena sebuah kesalahan. Mungkin itu sebuah kesalahan terbesar yang pernah ia lakukan, tapi kenapa karena satu kesalahan ia malah membuat segalanya seakan memang benar bahwa ia bukanlah lagi sosok orang yang pernah aku banggakan. Bagaimana jika nanti kepercayaan, kekaguman serta pedoman hidupku tidak lagi bisa menjadi orang yang patut aku contoh.
Membenci tak mungkin bisa aku lakukan, memusuhinya tak pernah ingin aku melakukannya. Memilih itu hal yang peling aku benci didunia ini, karena disetiap pilihan hanya ada satu jawaban. Bagaimana mungkin dapat memilih sesuatu yang sangat berharga dalam hidup.
    Saat sulit melanda seperti apa yang harus dilakukan. Hanya diam, melihat bagaimana akhir dari segalanya. Sungguh tak bergunanya diriku, bagaimana mungkin disaat semuanya akan hancur aku hanya diam dan menantikan akhirnya. Ingin aku melawan semuanya, tapi apa.. aku tak mampu, aku tak berdaya. Dalam hati kecilku berkata besar keinginanku untuk ingin membahagiakan orang yang aku cintai. "Bertahanlah, bertahanlah sampai aku mempunyai kemampuan untuk membahagiakanmu". Berat bagiku untuk mengeluarkan kata - kata itu. Namun besarnya tekadku untuk melakukannya. Maafkan jika diantara kalian ada yang terluka. Aku tak berdaya, aku lemah, aku tidaklah sekuat yang kalian lihat. Yang saat ini kucoba hanyalah mencoba tegar, agar ia tak semakin sedih disaat melihat kalau sebenarnya akupun terluka. Bahkan terluka begitu dalam. Ya Allah, Ketidak berdayaanku melumpuhkan segalanya. Maafkan aku,, maafkan aku,,
Hanya kalianlah yang aku cintai, kalianlah yang membuat aku hidup dan dapat bersyukur. Terima kasih buat segalanya. Meskipun kecewa namun apa yang telah dikorbankan tidak sebanding dengan apapun.
Bukan manusia namanya jika kesempurnaan milik kita. Oleh karena itu aku tidak pernah menyalahkan siapapun. Semua akan indah pada waktunya. Indah untukku, indah untuknya dan indah untuk yang lainnya.

   Selalu ada keindahan dalam suatu kesulitan, janganlah takut untuk mencari keindahan itu. Hanya bagi mereka yang mau yang akan mendapatkannya. ~LIFE IS A JOURNEY~

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons